About Us

Mengenal Lebih dalam tentang sinagipapua

Yulia Yunita Bosom Ulim

Atau biasa dikenal sebagai Yuyun, ia adalah founder Sinagi Papua yang telah mengembangkan produk pangan berdasarkan budaya leluhur Suku Moi. Pada tahun 2020, Yuyun mengikuti pelatihan Seniman Pangan oleh Javara Indonesia dan melanjutkan proses riset serta pengembangan produk selama tiga tahun.

Garam nipah, atau garam hitam Papua, digunakan oleh masyarakat Papua untuk menambah rasa asin pada makanan. Garam ini dihasilkan dari pembakaran pelepah nipah. Proses pembakaran tersebut membuat warna garam menjadi hitam dan berpotensi mengandung karsinogen. Oleh karena itu, Sinagi Papua berinovasi memurnikan garam hitam menjadi putih kembali melalui proses alami. Bumbu asin nipah yang dihasilkan merupakan saripati garam hitam yang aman untuk dikonsumsi.

Kira-kira, Mace Pace di sini penasaran dengan prosesnya, tidak? Nantikan #CeritaSinagi selanjutnya, ya!

Bersatu untuk Melestarikan Warisan Alam dan Budaya Papua! Bersama kita jaga

Hutan Nipah Papua

Tempat ini adalah lokasi Sinagi Papua mencari pelepah nipah yang sudah tua untuk diolah menjadi bumbu asin nipah. Pelepah hanya dipotong, sehingga pohon tetap hidup dan ekosistem rawa terjaga. Prinsip panen berkelanjutan yang diterapkan adalah mengambil sesuai kebutuhan tanpa melebihi separuh populasi tumbuhan di hutan.

Biasanya, nipah hanya dibiarkan tumbuh sehingga menjadi lahan tidur yang tidak produktif. Sinagi Papua hadir untuk mengolah hasil hutan potensial ini menjadi produk bernilai tinggi, sambil tetap berpegang teguh pada pengetahuan masyarakat adat Suku Moi di Papua. 🌴

Cara Kami Mengolah Nipah

Pemotongan Nipah
Setelah pelepah dipotong dari pohon induk, pelepah nipah dicuci bersih dan dikuliti. Kemudian, dipotong tipis-tipis supaya lebih cepat kering ketika proses penjemuran.
Penjemuran Nipah
Setelah pelepah dipotong dari pohon induk, pelepah nipah dicuci bersih dan dikuliti. Kemudian, dipotong tipis-tipis supaya lebih cepat kering ketika proses penjemuran.